Pemerintah Batal Menaikkan Harga BBM Jenis Premium



Pemerintah Batal Menaikkan Harga BBM Jenis Premium. Usai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan kenaikan harga jenis premium, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang baru tahu langsung mengecek kesiapan PT Pertamina (persero) selaku penyalur BBM.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Fajar Harry Sampurno mengatakan pengecekan kesiapan Pertamina itu karena
Pertamina baru saja menaikan harga pertamax series.”Jadi gini kita baru tahu setelah Pak Jonan menyampaikan pengumuman bahwa rencananya akan naik dan kemudian sudah langsung kami tanyakan kepada Ibu Menteri apakah ini bisa dilaksanakan atau tidak,” kata Fajar Harry saat konfetensi pers di lokasi gelaran IMF-WB 2018, Nusa Dua, Bali
Lebih lanjut, Fajar menceritakan pengecekan kesiapan Pertamina itu langsung dilakukan Menteri BUMN, Rini Soemarno.
Hasilnya adalah Pertamina menyatakan tidak siap jika harus ada kenaikan harga BBM dalam satu hari.
Pertamina juga meminta waktu kepada pemerintah jika memang ada kenaikan harga premium.
“Ibu menteri mengkroscek dengan Pertamina yang menyampaikan bahwa kami (Pertamina) tidak siap untuk melakukan dua kali kenaikan dalam waktu satu hari. Jadi perlu waktu,” ungkap Fajar Harry.
Tidak siapnya Pertamina menaikan harga premium karena sebelum ada kenaikan harga harusnya dilakukan sosialisasi kepada masyarakat terlebih dulu.
Kemudian secara teknis, Pertamina juga tidak siap jika ada kenaikan harga premium.
“Ya bukan sosialisasi aja tapi juga teknis, karena sedang melaksanakan kenaikan pertamax series,” ujar Fajar Harry.
Adapun per hari ini, PT Pertamina (Persero) memutuskan untuk menaikkan bahan bakar minyak untuk Pertamax Series dan Dex Series, serta Biosolar Non PSO.
Dengan adanya penyesuaian tersebut, harga Pertamax naik menjadi Rp 10.400 per liter, Pertamax Turbo Rp 12.250 per liter, Pertamina Dex Rp 11.850 per liter, Dexlite Rp 10.500 per liter, dan Biosolar Non PSO Rp.9.800 per liter

Comments

Popular posts from this blog

Promo Rumah Depok

Polri Harus Independen Tangani Kasus Ratna

Separator Busway Tetap Jadi Andalan Transjakarta